Minggu, 14 Januari 2018

Panen Udang dan Bandeng Tempo Dulu

Permisan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Jabon dimana Kecamatan Jabon ini merupakan kecamatan paling ujung, tenggara Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasuruan dan selat Madura. Desa Permisan  memiliki area tambak ± 874,900 Ha. dari luas wilayah desa 952,498 Ha. Sebagian besar warga Permisan bertani tambak (budidaya tambak). Rata - rata petambak di Permisan bisa memanen tiga kali dalam setahun, dan hasilnya dijual di pedagang yang langsung datang di tempat budidaya tambak. sedangkan panen udang bisa dua kali dalam setahun. hasil dari budidaya tambak sendiri cukup menjanjikan dan menguntungkan maka tidak heran jika bayak warga yang menggantungkan hidupnya di budidaya perikanan.
    
Proses penangkapan ikan bandeng dengan cara di giring ke tepi menggunakan alat tradisional yaitu WIDE yang terbuat dari bahan bambu, Proses ini di saksikan oleh beberapa Pejabat Kawedanan Porong, Pejabat Kecamatan, Koramil dan Polsek Jabon..

Setelah ikan bandeng sampai di tepi WIDE di gulung atau di lipat kemudian ikan bandeng di ambil menggunakan SESER atau JOMPO yang di saksikan oleh beberapa Pejabat Kawedanan Porong, Pejabat Kecamatan, Koramil dan Polsek Jabon.

Kemudian ikan bandeng di taruh di darat (Galengan) yang dipagari/dibatasi dengan PERMATI yg terbuat dari bahan bambu.

Sesi makan makan ikan bandeng dan udang hasil tangkapan

Sesi foto bersama dengan Pejabat Kecamatan

Sesi foto bersama Istri Pejabat Kecamatan

Sesi foto bersama Istri Pejabat Kecamatan

Proses pengambilan ikan bandeng dalam lingkaran WIDE kemudian ambil menggunakan SESER atau JOMPO

Di dekade 1980-an hingga menjelang tahun 1990-an budidaya tambak di pesisir timur Sidoarjo mengalami masa-masa keemasan dengan komoditas tambak unggulannya, udang windu dan bandeng. Pada masa itu, kawasan ini menjadi sentra penghasil komoditas ekspor yang menghasilkan devisa dalam jumlah yang besar. Para investor berbondong-bondong membenamkan modalnya di tambak. Akibat derasnya aliran modal, banyak lahan-lahan pantai yang disulap menjadi tambak. Produktivitas tambak digenjot dengan pemberian pakan yang ‘jor-joran’. Semua itu untuk mengeruk keuntungan yang menggiurkan.


Sesuai dengan perkembangan jaman dan majunya teknologi proses pengambilan ikan bandeng dengan cara penyedotan/di pompa, air tambak dibuang ke luar area.

Setelah air tambak sudah dangkal kemudian ikan bandeng dan bader siap untuk di ambil/di seser (JOMPO) dengan cara memasang WARING dengan melingkar.

Pengambilan ikan bandeng dan bader dari PERMATI yang dibentuk melingkar

Pemilahan ikan bandeng dan bader dari PERMATI yang kemudian  di jual ke pengepul

Kendala yang sering dihadapi oleh petambak adalah penyakit pada udang  dan bandeng serta pendangkalan air, dan semenjak terjadinya pembuangan Lumpur lapindo melalui aliran Sungai porong menimbulkan permasalahan karena sumber pengairan tambak menjadi tercemar merusak terhadap tanah, menimbulkan dampak negatif pada udara, merusak dan menimbulkan dampak jangka panjang pada air, sehingga berkurangnya lapangan pekerjaan, terjadinya mobilitas penduduk, menimbulkan konflik pada hubungan petani dan keluarganya. Menurunnya pendapatan petani tambak udang bandeng, kerugian materiil berupa tambak yang rusak  bahkan hilang dan penurunan harga jual tambak. Maka kendala itulah yang menyebabkan hasil panen bandeng dan udang menurun sehingga menyebabkan kerugian besar bagi petambak.

Tidak ada komentar: