Rabu, 17 Januari 2018
Minggu, 14 Januari 2018
Panen Udang dan Bandeng Tempo Dulu
Permisan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Jabon
dimana Kecamatan Jabon ini merupakan kecamatan paling ujung, tenggara
Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasuruan dan selat
Madura. Desa Permisan memiliki area tambak ± 874,900 Ha.
dari luas wilayah desa 952,498 Ha. Sebagian besar warga Permisan bertani
tambak (budidaya tambak). Rata - rata petambak di Permisan bisa memanen
tiga kali dalam setahun, dan hasilnya dijual di pedagang yang langsung datang
di tempat budidaya tambak. sedangkan panen udang bisa dua kali dalam setahun.
hasil dari budidaya tambak sendiri cukup menjanjikan dan menguntungkan maka
tidak heran jika bayak warga yang menggantungkan hidupnya di budidaya perikanan.
Di dekade 1980-an hingga menjelang tahun 1990-an budidaya
tambak di pesisir timur Sidoarjo mengalami masa-masa keemasan dengan
komoditas tambak unggulannya, udang windu dan bandeng. Pada masa itu, kawasan
ini menjadi sentra penghasil komoditas ekspor yang menghasilkan devisa dalam
jumlah yang besar. Para investor berbondong-bondong membenamkan modalnya di
tambak. Akibat derasnya aliran modal, banyak lahan-lahan pantai yang disulap
menjadi tambak. Produktivitas tambak digenjot dengan pemberian pakan yang ‘jor-joran’. Semua
itu untuk mengeruk keuntungan yang menggiurkan.
Kendala yang sering dihadapi oleh petambak adalah penyakit pada udang dan bandeng serta pendangkalan air, dan semenjak terjadinya pembuangan Lumpur lapindo melalui aliran Sungai porong menimbulkan permasalahan karena sumber pengairan tambak menjadi tercemar merusak terhadap tanah, menimbulkan dampak negatif pada udara, merusak dan menimbulkan dampak jangka panjang pada air, sehingga berkurangnya lapangan pekerjaan, terjadinya mobilitas penduduk, menimbulkan konflik pada hubungan petani dan keluarganya. Menurunnya pendapatan petani tambak udang bandeng, kerugian materiil berupa tambak yang rusak bahkan hilang dan penurunan harga jual tambak. Maka kendala itulah yang menyebabkan hasil panen bandeng dan udang menurun sehingga menyebabkan kerugian besar bagi petambak.
Kemudian ikan bandeng di taruh di darat (Galengan) yang dipagari/dibatasi dengan PERMATI yg terbuat dari bahan bambu. |
Sesi makan makan ikan bandeng dan udang hasil tangkapan |
Sesi foto bersama dengan Pejabat Kecamatan |
Sesi foto bersama Istri Pejabat Kecamatan |
Sesi foto bersama Istri Pejabat Kecamatan |
Proses pengambilan ikan bandeng dalam lingkaran WIDE kemudian ambil menggunakan SESER atau JOMPO |
Sesuai dengan perkembangan jaman dan majunya teknologi proses pengambilan ikan bandeng dengan cara penyedotan/di pompa, air tambak dibuang ke luar area. |
Setelah air tambak sudah dangkal kemudian ikan bandeng dan bader siap untuk di ambil/di seser (JOMPO) dengan cara memasang WARING dengan melingkar. |
Pengambilan ikan bandeng dan bader dari PERMATI yang dibentuk melingkar |
Pemilahan ikan bandeng dan bader dari PERMATI yang kemudian di jual ke pengepul |
Kendala yang sering dihadapi oleh petambak adalah penyakit pada udang dan bandeng serta pendangkalan air, dan semenjak terjadinya pembuangan Lumpur lapindo melalui aliran Sungai porong menimbulkan permasalahan karena sumber pengairan tambak menjadi tercemar merusak terhadap tanah, menimbulkan dampak negatif pada udara, merusak dan menimbulkan dampak jangka panjang pada air, sehingga berkurangnya lapangan pekerjaan, terjadinya mobilitas penduduk, menimbulkan konflik pada hubungan petani dan keluarganya. Menurunnya pendapatan petani tambak udang bandeng, kerugian materiil berupa tambak yang rusak bahkan hilang dan penurunan harga jual tambak. Maka kendala itulah yang menyebabkan hasil panen bandeng dan udang menurun sehingga menyebabkan kerugian besar bagi petambak.
Langganan:
Postingan (Atom)